Banyak orang awam mengenal keluhan atau penyakit ini. Bahkan sebanyak 15 % populasi diperkirakan menderita migrain. Pada wanita migrain sering timbul saat menstruasi yang disebabkan karena adanya perubahan hormon. Diperkirakan 60% wanita penderita migrain akan mengalami serangan saat sebelum atau selama menstruasi. Serangan migrain yang pertama dapat terjadi pada segala usia, akan tetapi banyak terjadi di usia dibawah 30 tahun, sangat jarang dimulai pada usia diatas 50 tahun. Pada anak-anak seringkali disertai nyeri kepala dengan keluhan mual dan muntah. Seperti diketahui, migrain biasanya terjadi hanya pada satu sisi kepala saja. Lama serangan bervariasi antara beberapa jam hingga sampai 72 jam.
PENYEBAB: penyebab pasti migrain, saat ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi diduga karena adanya pelepasan bahan-bahan (antara lain : serotonin) yang menyebabkan terjadinya reaksi radang dan nyeri, juga menyebabkan perubahan lebar daripada pembuluh darah di kepala.
Didapatkan banyak faktor sebagai pencetus migrain, diantaranya adalah:
Makanan terutama coklat, keju, alkohol, MSG, anggur merah, pisang, makanan diawetkan yang dalam prosesnya menggunakan nitrat.
*Terlambat makan
*Ketegangan dan kecemasan.
*Kelelahan, kurang tidur.
*Perubahan hormonal misalnya: masa pubertas, menstruasi, kehamilan, menopause, pemakaian pil KB.
*Perubahan tekanan atau ketinggian
*Bahan aditif : pewarna makanan, nitrat dan nitrit
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan diperlukan pada migrain agar dapat diketahui kemungkinan penyebab nyeri kepala lain yang lebih berbahaya. Pemeriksaan yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan darah, pemeriksaan radiologi, CT-Scan, MRI kepala untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan, stroke dan tumor. Pemeriksaan fungsi lumbal dilakukan bila terjadi adanya kemungkinan infeksi.
PENGOBATAN
Secara umum pengobatan migrain dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu pengobatan abortif untuk menghilangkan keluhan nyeri dan pengobatan pencegahan. Pada kasus ringan hingga sedang, dapat dilakukan perawatan di rumah dengan cara :
*Pemberian kompres es pada daerah nyeri.
*Beristirahat dengan bantal yang bisa menyangga kepala/ leher dengan baik.
*Beristirahat di ruangan yang tenang.
*Tidur.
Minum kopi.
Obat-obatan : Asetaminophen, Asam mefenamat, aspirin.
Pengobatan pencegahan dapat berupa merubah gaya hidup dan mengenali bahan-bahan pencetus terjadinya serangan, serta dapat pula menggunakan obat-obatan. Obat-obatan ini diberikan bila serangan migrain terjadi lebih dari 1 serangan perminggunya. Obat-obatan yang diberikan untuk pencegahan ini hendaknya diminum secara teratur.
Obat obatan tersebut antara lain :
-Propanolol, atenolol.
-Verapamil.
-Amitriptiline, doxepin.
-Gabapentin.
-Asam valproat.
-Topiramate.
-Flunarizine. dll
Pencegahan yang lain dengan melakukan diet makanan yang diduga sebagai pencetus migrain. Pengobatan lain dapat berupa psikoterapi, latihan relaksasi, biofeedback, akupuntur, pijat.
Resikonya
Seperti dilansir dari medicalnewstoday, migrain biasanya sering disebabkan oleh alergi, lampu yang terlampau terang, suara bising, bau menyengat, stres, pola tidur tidak teratur, merokok aktif atau pasif, terlambat makan, alkohol, fluktuasi siklus menstruasi, kontrasepsi, fluktuasi hormon saat menopause, makanan yang mengandung tyramine (anggur merah, keju, ikan asap, hati ayam, dan beberapa kacang-kacangan), monosodium glutamat (MSG), atau nitrat (seperti daging dan hot dog). Dan juga makanan lain seperti cokelat, kacang, selai kacang, alpukat, pisang, jeruk, bawang, produk susu, dan makanan yang difermentasi atau acar.
"Migrain bisa menjadi faktor risiko terserang stroke," kata dr Ashwin M. Rumawas, dokter spesialis saraf RS Royal Taruma pada seminar awam Kenali Gejala Stroke Secara Dini, di RS Royal Taruma, Jakarta, Sabtu (27/3/2010).
Menurut dr Ashwin, migrain yang disertai dengan keluhan photophobia (ketakutan pada cahaya yang terang), sonophobia (ketakutan pada suara bising), vertigo (sakit kepala yang berputar-putar), gemetaran, menggigil, wajah memerah, keringat dingin, muntah, menurunnya kemampuan bicara dan disertai melemahnya salah satu bagian tubuh, bisa meningkatkan risiko seseorang terserang stroke.
"Sebaiknya berhati-hati bila Anda sering terserang migrain, karena bisa jadi itu dapat meningkatkan faktor risiko Anda terserang stroke," ujar dokter saraf yang juga berpraktik di RS Persahabatan Jakarta ini.
Secara lengkap dr Ashwin memaparkan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke, yaitu:
Yang tidak dapat dimodifikasi atau tidak dapat dihindarkan,
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Herediter
4. Ras atau etnik
Yang dapat dimodifikasi dan dapat dihindarkan,
1. Hipertensi
2. Diabetes mellitus
3. Merokok
4. Riwayat stroke sebelumnya. Seseorang yang pernah menderita stroke dan kemudian sembuh, memiliki risiko tinggi untuk terserang stroke kembali.
5. Kelainan jantung
6. Kelainan anatomis pembuluh darah
7. Gangguan kolesterol
8. Obesitas atau kegemukan
9. Endokarditis (infeksi jantung)
10. Meningitis (infeksi otak)
11. Migrain
12. Kelainan darah (Trombositas, leukemia, dan lainnya)
Untuk mencegah terjadinya stroke, sebaiknya segeralah lakukan tindakan pencegahan sebagai barikut
A. Mengatur pola makan yang sehat
1. Konsumsilah makanan rendah lemak jenuh (kolesterol). Dianjurkan untuk mengonsumsi biji-bijian seperti beras merah, jagung, oat (gandum utuh), kedelei, kenari dan kacang mede.
2. Mengonsumsi susu rendah lemak dan kaya protein, zinc, dan B12. Ikan tuna, salmon, ikan laut yang kaya EPA dan DHA.
3. Konsumsi makanan kaya vitamin dan antioksidan, seperti sayur, buah dan biji.
4. Kurangi asupan Natrium (monosodium glutamat, sodium nitrat, NaCl)
5. Meminimalkan makanan tinggi lemak jenuh, kurangi asupan asam lemak trans seperti pada kue, makanan digoreng dan mentega.
6. Utamakan makanan kaya serat, protein nabati
7. Hindari makanan kalori rendah (kalori kosong) dan kualitas nutrisi rendah, seperti permen, krupuk dan makanan ringan.
B. Olahraga teratur, melakukan aktifitas fisik dengan nilai aerobik seperti jalan, bersepeda, berenang, dan lainnya.
C. Berhenti merokok, hindari menjadi perokok aktif dan pasif
D. Hindari minuman beralkohol dan penyalahgunaan obat
E. Memelihara berat badan layak, dengan hindari pola makan tak sehat disertai olahraga teratur.
F. Hindari pemakaian kontrasepsi oral pada wanita perokok atau yang disertai faktor risiko lain, ganti dengan menggunakan metode KB yang lain.
G. Mengurangi stres, istirahat teratur, dan tidur 6 sampai 8 jam/hari.
H. Pemeriksaan kesehatan teratur, tatalaksana diet dan obat yang teratur.
0 komentar:
Post a Comment